Demi Kesembuhan Harapkan Uluran
Tangan
Jakarta, Info Kita
Nasib malang menimpa Dewi Shinta (30), warga Desa Babane,
Kec.Samalantan, Kab.Bengkayang, Kalbar. Diduga menjadi korban mal praktek salah
satu rumah sakit,ibu rumah tangga ini harus merasakan sakit yang luar biasa. Pasca
operasi pengangkatan rahim seluruh tubuhnya tidak dapat bergerak, kaku, nyeri
di tulang kaki dan tangannya. Selain itu, penghilatannya pun tidak jelas.
Tak henti-hentinya Dewi harus meringis akibat menahan
sakitnya yang amat sangat menyiksanya. Jangankan bisa beraktivitas, untuk mandi
saja harus dilap oleh orangtuanya, dan buang air besar terpaksa harus dibopong.
Tidak tahan dengan penderitaan anaknya, Maselus Idin, ayah
Dewi, memutuskan untuk membawanya ke RS Swasta Serukam. Namun, dengan alasan
tidak ada dokter spesialis, dr.Hendra, mewakili pihak RS Serukam menyatakan
supaya pihak keluarga membawa Dewi pulang ke rumah.
Maselus, purnawirawan TNI- AD yang kini berprofesi sebagai
petani tidak menyerah, dan terus mengusahakan kesembuhan Dewi. Pihak keluarga
berupaya dengan berobat jalan dengan mengkonsumsi obat dokter, dan obat herbal.
Namun, hasilnya masih nihil, tidak menunjukkan tanda – tanda perubahan yang
signifikan.
“Kami juga pernah
membawa Dewi ke RS Abdul Aziz Singkawang dan RS Vinsensius. Total biaya yang
sudah kami keluarkan berkisar 20 juta rupiah, namun hingga sekarang belum
membuahkan hasil. Kami hanya bisa berdo’a dan berusaha semampunya demi
kesembuhan Dewi, ” ujar Maselus tampak sedih.
Pendarahan
Dia pun menuturkan kronologis awal atas nasib yang dialami
Dewi. Saat bersalin anak yang kedua, Dewi mengalami pendarahan setelah proses
melahirkan secara normal. Namun, setelah pukul 4 sore sampai jam 11 malam
pendarahannya tidak kunjung berhenti.
“Setelah itu, pihak rumah sakit menyatakan kalau pendarahan
harus dihentikan dengan cara mengangkat rahim. Proses operasi berlangsung
lancar, pendarahan pun berhenti. Namun, dalam jangka waktu 3 minggu setelah
proses operasi, Dewi tidak dapat bergerak, kaku, selalu merasakan nyeri di
tulang kaki dan tangannya,” ungkapnya.
Saat ditanya Rumah Sakit mana yang melakukan operasi,
Maselus menyebutkan proses operasi pengangkatan rahim berlangsung di RS Harapan
Bersama Singkawang, pada tanggal 31 Mei 2012.
“Kami masih menunggu
uluran tangan para dermawan untuk membantu proses kesembuhan Dewi. Kami sudah
banyak berusaha, bahkan sudah menggadaikan sepeda motor sebagai satu-satunya
harta kami yang tersisa,’ tutur pria yang pernah bertugas di Kodim 1202
Singkawang ini.
Saat ini, anak kedua Dewi diasuh oleh orangtua dan kakaknya.
Sementara itu, anak pertama Dewi yang lahir
prematur sudah meninggal dunia. Sedangkan suami Dewi tidak mempunyai
pekerjaan tetap, hanyalah seorang buruh harian.
Bagi anda yang yang tergerak hatinya untuk membantu Dewi,
bisa menghubungi pihak keluarga secara langsung di nomor ponsel 0857 5079 2629.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar