Total Tayangan Halaman

Minggu, 20 Oktober 2013

Diduga Korban Mal Praktek Dewi, Warga Bengkayang



Demi Kesembuhan Harapkan Uluran Tangan


Jakarta, Info Kita
Nasib malang menimpa Dewi Shinta (30), warga Desa Babane, Kec.Samalantan, Kab.Bengkayang, Kalbar. Diduga menjadi korban mal praktek salah satu rumah sakit,ibu rumah tangga ini harus merasakan sakit yang luar biasa. Pasca operasi pengangkatan rahim seluruh tubuhnya tidak dapat bergerak, kaku, nyeri di tulang kaki dan tangannya. Selain itu, penghilatannya pun tidak jelas.
Tak henti-hentinya Dewi harus meringis akibat menahan sakitnya yang amat sangat menyiksanya. Jangankan bisa beraktivitas, untuk mandi saja harus dilap oleh orangtuanya, dan buang air besar terpaksa harus dibopong.
Tidak tahan dengan penderitaan anaknya, Maselus Idin, ayah Dewi, memutuskan untuk membawanya ke RS Swasta Serukam. Namun, dengan alasan tidak ada dokter spesialis, dr.Hendra, mewakili pihak RS Serukam menyatakan supaya pihak keluarga membawa Dewi pulang ke rumah.
Maselus, purnawirawan TNI- AD yang kini berprofesi sebagai petani tidak menyerah, dan terus mengusahakan kesembuhan Dewi. Pihak keluarga berupaya dengan berobat jalan dengan mengkonsumsi obat dokter, dan obat herbal. Namun, hasilnya masih nihil, tidak menunjukkan tanda – tanda perubahan yang signifikan.
 “Kami juga pernah membawa Dewi ke RS Abdul Aziz Singkawang dan RS Vinsensius. Total biaya yang sudah kami keluarkan berkisar 20 juta rupiah, namun hingga sekarang belum membuahkan hasil. Kami hanya bisa berdo’a dan berusaha semampunya demi kesembuhan Dewi, ” ujar Maselus tampak sedih.
Pendarahan
Dia pun menuturkan kronologis awal atas nasib yang dialami Dewi. Saat bersalin anak yang kedua, Dewi mengalami pendarahan setelah proses melahirkan secara normal. Namun, setelah pukul 4 sore sampai jam 11 malam pendarahannya tidak kunjung berhenti.
“Setelah itu, pihak rumah sakit menyatakan kalau pendarahan harus dihentikan dengan cara mengangkat rahim. Proses operasi berlangsung lancar, pendarahan pun berhenti. Namun, dalam jangka waktu 3 minggu setelah proses operasi, Dewi tidak dapat bergerak, kaku, selalu merasakan nyeri di tulang kaki dan tangannya,” ungkapnya.
Saat ditanya Rumah Sakit mana yang melakukan operasi, Maselus menyebutkan proses operasi pengangkatan rahim berlangsung di RS Harapan Bersama Singkawang, pada tanggal 31 Mei 2012.
 “Kami masih menunggu uluran tangan para dermawan untuk membantu proses kesembuhan Dewi. Kami sudah banyak berusaha, bahkan sudah menggadaikan sepeda motor sebagai satu-satunya harta kami yang tersisa,’ tutur pria yang pernah bertugas di Kodim 1202 Singkawang ini.
Saat ini, anak kedua Dewi diasuh oleh orangtua dan kakaknya. Sementara itu, anak pertama Dewi yang lahir  prematur sudah meninggal dunia. Sedangkan suami Dewi tidak mempunyai pekerjaan tetap, hanyalah seorang buruh harian.
Bagi anda yang yang tergerak hatinya untuk membantu Dewi, bisa menghubungi pihak keluarga secara langsung di nomor ponsel 0857 5079 2629.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar